Kamis, 20 Januari 2011

Bibit Segar Dunia Seni Visual dari Sentul

Oleh Benny Kharismana
 
Apa yang menjadi tantangan seni rupa zaman sekarang agar mampu menarik perhatian, dipahami, dan dipelajari oleh remaja-remaja zaman sekarang?
Selama ini sepertinya kita menghiraukan para remaja SMA dalam pemetaan potensi kreatif visual kita. Kita lupa bahwa merekalah yang akan mengikuti tes-tes masuk ITB, IKJ, ISI atau kampus lainnya. Ada mereka yang benar-benar tertarik dengan dunia desain dan seni karena punya saudara yang bergelut di bidang itu. Ada juga yang senang membeli majalah desain atau tutorial photoshop lalu memutuskan untuk meneruskan hobi mereka. Tidak sedikit pula mereka yang bingung dan putus asa karena nilai mereka tidak cukup untuk tembus kedokteran, teknik sipil, atau arsitektur. Mereka pun melihat celah dan masuk ke FSRD, menyangka kuliah di situ lebih gampang karena tidak belajar matematika atau fisika. Seperti inilah cerminan bagaimana kurikulum nasional Indonesia memandang seni dan kreatifitas. Apa yang dilakukan 4 murid kelas 3 SMU dari Sekolah Pelita Harapan Sentul City (SPHSC) di bawah ini dapat menjadi harapan akan bibit-bibit baru untuk dunia seni visual Indonesia. Berikut adalah informasi pamerannya.


WHAT IS ART? EXHIBITION

2010 VISUAL ARTS DIPLOMA IB EXHIBITION

SEKOLAH PELITA HARAPAN SENTUL CITY

Kamis-Jumat, 15-16 April, 2010 dari 08.00 sampai 15.30

Sekolah Pelita Harapan Sentul City

Jl. Babakan Madang, Sentul City, Bogor


Jangan terkecoh dengan kata “Diploma” di atas. Ini bukan program D-1 atau D-3, melainkan program 2 tahun untuk murid-murid SMA kelas 2-3 yang dipakai SPHSC dari kurikulum internasional, International Bachaularette (IB). Pameran ini merupakan hasil eksplorasi para murid kelas 3 SMU (4 remaja  putri berumur 18 tahun) pada kelas Visual Arts (selain itu mereka juga mengambil 5 kelas lainnya ditambah tugas skripsi dan layanan masyarakat).
Pada era sekarang ini dimana setiap anak muda terlayani oleh budaya serba cepat dan serba siap, menjadikan mereka seringkali lupa untuk terdiam sejenak untuk mencoba mengerti proses pembuatan dan konsep di belakang sebuah produk budaya. Saya pikir hal di atas menjadi sangat penting dalam melihat pameran Diploma Visual Arts di SPHSC yang ke-4 ini. Disini kita akan melihat karya-karya seni visual yang sangat bervariasi. Dari karya-karya konvensional seperti lukisan minyak dan pastel hingga karya digital, animasi dan interaktif. Namun jangan hanya melihat dari tampilan luar atau eksekusinya saja. Hampir semua karya ini dihasilkan melalui proses riset dari tema, konsep, inspirasi dari seniman berbagai budaya dan jaman. Jauh dari sekedar “beauty contest”.
Selama 2 tahun terakhir, keempat remaja putri ini berjuang keras untuk melawan diri mereka sendiri. Monica Winny Suria belajar bagaimana sebuah karya seni harus dibangun oleh persiapan yang detil dan matang, sebuah kenyataan yang melelahkan dan masih panjang untuk dipelajari dimana sebelumnya ia mengandalkan bakat seni spontan dan ekspresif yang ternyata mengalami kebuntuan dalam eksplorasinya. Maria Tan yang akhirnya menyadari untuk menghasilkan sebuah karya yang baik, ia harus mau membuka diri dan belajar dari seniman-seniman lain. Bagaimana membuat karya tidak semata hanya menyelesaikan sebuah tugas, namun mengekspresikan diri dengan seluruh aspek diri, fisik, logika, mental, dan empati. Dalam perjalanannya, Sienny Wijaya belajar betapa pentingnya semiotika, simbol-simbol dikelola dalam sebuah karya untuk membentuk sebuah makna di benak penonton.  Sementara itu, Elita Elkana belajar dalam prosesnya, sebuah perencanaan kadang kala harus disertai kompromi dan pengambilan keputusan yang cepat.
Di bawah ini dapat dilihat abstrak pameran dari setiap murid dimana mereka berbicara mengenai apa yang telah dipelajari selama 2 tahun terakhir. Saya pikir sudah saatnya kita memikirkan bagaimana seni dan desain mampu menjangkau para remaja Indonesia. Pameran ini dapat dilihat sebagai pemicu kita semua untuk mengajarkan seni dan kreatifitas dari semenjak usia belia.

Selasa, 11 Januari 2011

Great Festival

MUSIM dingin tiba, masa liburan pun tiba. Ada lima tempat yang mengadakan festival salju terbaik untuk menyempurnakan liburan musim dingin Anda.

Berikut, lima tempat dimaksud:

Festival Salju Sapporo, Jepang

Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki musim es atau salju. Satu-satunya kota yang menjadi tempat untuk merayakan festival salju adalah Sapporo yang juga menempati posisi kelima sebagai kota terbesar di Jepang.

Beberapa patung es berukuran super mendominasi Festival Salju Sapporo, seperti bentuk Hello Kitty, Godzilla, Mickey Mouse dan patung-patung lainnnya yang mirip rusa.

Festival berlangsung setiap 7-13 Februari. Info selengkapnya, coba cek di www.snowfes.com/english.

Pasar Dingin, Swedia

Lebih dari 400 tahun, Pasar Dingin di Jokkmokk, Swedia, menawarkan berbagai kerajinan Sami (seperti centong/sendok kayu dan topi berbulu). Bukan hanya itu, di sekitar Pasar Dingin Jokkmokk juga ada pertunjukan balap rusa, tepatnya di Danau Talvatis.

Pasar ini bisa Anda kunjungi pada 3-5 Februari. Info selengkapnya, coba cek di www.jokkmokksmarknad.se.

Festival du Voyageur, Kanada

Jika Anda ingin mendapat info tentang Festival du Voyageur, coba lihat ke situs www.festivalvoyageur.mb.ca. Festival ini menampilkan berbagai atraksi menarik, seperti banyaknya para pedagang yang berjualan, pertunjukan acara musik, pertunjukan Metis, Bar Salju, dan permainan skating terpanjang di dunia di Sungai Forks Trail. Festival di Winnipeg, Kanada Barat, ini biasanya diadakan pada 18-27 Februari.

Festival Musim Dingin, Wisconsin

Atraksi yang ditampilkan pada Festival Musim Dingin di Madison, Wisconsin ini adalah aneka kostum Wisconsinites yang identik dengan suasana musim dingin di pusat kota Capitol Square.

Festival tahunan ini berlangsung pada 19-20 Februari. Info selengkapnya ada di www.winter-fest.com.

Snowbombing, Austria

Atraksi bom salju (snowbombing) bisa Anda temukan di Mayrhofen, Austria. Ini merupakan festival olahraga ekstrim yang terjadi di musim dingin, dimana para pemusik terkenal (The Prodigy dan para DJ) juga sering datang ke tempat ini.

Jumat, 07 Januari 2011

Seniman Bangun Mobil BMW dari Batu Bata

SHENZENG - Seorang seniman China dengan tekunnya membangun sebuah mobil mewah BMW dari tumpukan batu bata. Hasilnya pun luar biasa, dengan ratusan batu tersebut mobil yang dibuatnya tampak serupa dengan yang asli.

Dai Geng menghabiskan selama lebih dari 1 tahun menyatukan batu batu yang kemudian dia pahat menjadi sebuah model mobil sport BMW Z4. Lebih hebat lagi, Dai bahkan mampu membuat pintu mobil batu bata itu terbuka bak sebuah mobil pada umumnya.

"Hanya bagian kaca mobilnya yang tidak terbuat dari batu bata. Keseluruhan mobil termasuk, ban mobil, setir, knalpot serta lis mobil terbuat dari batu bata," ucap Dai seperti dikutip Orange, Sabtu (8/1/2011).

Mobil bata tersebut kini dipamerkan di Shenzeng, Provinsi Guangdong dan menarik perhatian banyak orang. "Mobil itu saya pamerkan selama setahun lebih, setelah selesai Januari lalu. Kini saya ingin menjualnya," lanjut Dai.

Dai menghargai mobilnya itu sebesar 80 ribu poundsterling atau sekira Rp1,1 miliar (Rp13,995 per poundsterling). 
Ia mengaku mobilnya kemungkinan besar akan dibeli oleh seorang orang kaya baru China, yang ingin menjadikannya mobil batu itu sebagai hiasan tamannya.